• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Senin, November 24, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Kolom

Menjawab Tantangan Perbankan Syariah

oleh Sandy Romualdus
4 Juni 2016 - 00:00
6
Dilihat
Menjawab Tantangan Perbankan Syariah
0
Bagikan
6
Dilihat

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini cukup menggembirakan jika dibandingkan dengan masa lebih dari tiga dekade silam ketika Bank Muamalat berdiri pada 1991. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya kantor bank syariah atau jumlah penghimpunan dana dan pembiayaannya.

Jika pada tahun 1992-1998 hanya terdapat satu BUS, maka berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Syariah (SPS) sampai bulan Desember 2014, Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia berjumlah 12, Unit Usaha Syariah (UUS) berjumlah 22. Sedangkan total aset BUS dan UUS per Desember 2014 telah mencapai Rp272,34 triliun dengan jumlah DPK sebesar Rp217,86 triliun dan pembiayaan yang diberikan sebesar Rp199,33 triliun. (Apip Zanaryatim, 2016).

Namun perkembangan perbankan syariah Indonesia berjalan lambat jika dibandingkan dengan negara tetangga. Share bank syariah masih berada pada kisaran 4,8 persen dari total industri perbankan, reksa dana syariah juga masih 4,5 persen. Sukuk sebagai salah satu alternatif investasi juga masih 3,2 persen.

BERITA TERKAIT

BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia

BRI Salurkan KUR Senilai Rp147,2 Triliun kepada 3,2 juta Debitur UMKM

Debut Gemilang Raymond/Joaquin di BWF Level Super 500

Atlet Muda Indonesia Panen Gelar di Ajang Internasional Australia Open 2025

Sedangkan, industri keuangan non-bank (IKNB) hanya berkontribusi 3,1 persen. Perbankan syariah berkontribusi terbesar untuk keuangan syariah (50 persen), diikuti oleh sukuk (44 persen), kemudian asuransi syariah dan reksadana (65 persen). (Luqman Hakim Handoko, 2016). Hal ini tentu menjadi perhatian dan tantangan bagi bangsa Indonesia agar mampu menjadikan negeri ini sebagai kiblatnya perbankan syariah.

Laporan bertajuk Indonesia’s Economy and The Prospect for Banking in 2016 yang dilansir Otorotas Jasa Keuangan menggambarkan secara umum kinerja keuangan perbankan masih terjaga baik dan relatif stabil. Hal itu tercermin dari fungsi intermediasi yang berjalan normal, permodalan yang masih kuat, rentabilitas perbankan yang masih terjaga baik, dan efisiensi perbankan yang masih oke kendati sedikit mengalami penurunan.

Digambarkan juga tentang visi pengembangan perbankan syariah yakni: mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi. Untuk mewujudkan visi perbankan syariah itu, Indonesia harus mampu menghadapi berbagai tantangan.

Menjawab Tantangan

Pembenahan perbankan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan organisasi. Salah satu cara untuk mewujudkan ketahanan perbankan syariah adalah dengan menerapkan institutional building. Ini adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperkokoh organisasi dengan mengandalkan kekuatan baik dari dalam maupun dari luar organisasi.

Institutional building perbankan syariah dapat dicapai melalui tahapan proses sebagai berikut. Pertama, merumuskan visi dan misi organisasi. Visi perbankan syariah menunjukkan suatu pernyataan yang menjelaskan tentang keadaan yang terjadi jika semua dapat berjalan dengan baik. Sedangkan misi perbankan syariah adalah pernyataan tujuan yang menjelaskan mengapa kita harus berusaha. Agar visi dan misi organisasi dapat diukur keberhasilannya, maka perbankan syariah juga mesti menetapkan indikator-indikator keberhasilanya.

Keberhasilan pencapaian visi dan misi perbankan syariah dipengaruhi banyak faktor baik internal maupun eksternal. Kekuatan internal antara lain komitmen seluruh elemen dalam organisasi terhadap visi dan misi yang telah disepakati. Sedangkan kekuatan eksternal adalah segala sumberdaya yang ada di sekitar perbankan syariah mulai dari nasabah, mitra pembiayaan, pengambil kebijakan, mitra industri, dll. Pengalaman empirik menunjukkan bahwa pada organisasi yang istiqomah terhadap visi dan misinya tidak terlalu terpengaruh pada turn over personalianya.

Kedua, adanya standard operational procedure (SOP). SOP yang baik adalah yang memberikan ruang terhadap inovasi, jaminan atas career planning sertra prosedur administrasi yang jelas.

Ketiga, pemilihan segmentasi pasar. Produk yang dihasilkan mesti spesifik dan punya keunggulan sendiri, baik dari sisi kemudahan layanan, kecepatan prosesnya maupun daya manfaat bagi nasabahnya. Sehingga image produk yang diluncurkan itu terpatri di masyarakat. Dengan adanya kodifikasi produk perbankan syariah yang telah diterbitkan OJK, maka perbankan syariah bisa menyesuaikan pilihan produk yang ditawarkan kepada nasabah dengan kapasitas organisasinya.

Dukungan regulasi dan berbagai stimulus yang telah diluncurkan pemerintah mesti dijadikan momentum untuk terus bergerak meningkatkan kinerjanya. Peningkatan peran dan eksistensi perbakan syariah itu dapat dilihat dari indikasi terjadinya peningkatan nilai aset perbankan syariah. Peningkatan nilai aset ini dipengaruhi banyak faktor antara lain: terjadinya peningkatan modal, naiknya jumlah tabungan nasabah dan naiknya perolehan laba.

Sesuai dengan prinsip-prinsipnya, perbankan syariah menganggap nasabah pembiayaannya sebagai mitra. Di mana terdapat pembagian peran untuk mensukseskan bisnis yang dibiayai. Perbankan syariah juga ikut proaktif dalam membantu usaha mitra agar tingkat kemacetan cicilan dapat ditekan seminimum mungkin. Dengan demikian perolehan laba pun dapat dicapai secara maksimal.

 
 
 
 
Sebelumnya

Muliaman Hadad Raih Penghargaan Global Good Governance

Selanjutnya

OJK Terima 3.805 Aduan, Mayoritas soal Klaim Asuransi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Penurunan Mendalam Pasar Saham Indonesia 18 Maret 2025

Penurunan Mendalam Pasar Saham Indonesia 18 Maret 2025

oleh Sandy Romualdus
21 Maret 2025 - 09:16

Oleh : Dr. Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Tanggal 18 Maret 2025 pasar...

Serangan Hacker terhadap Pusat Data Nasional: Sebuah Renungan Bernegara

Serangan Hacker terhadap Pusat Data Nasional: Sebuah Renungan Bernegara

oleh Stella Gracia
26 Juni 2024 - 15:05

Oleh Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik dan Ekonom UPN Veteran Jakarta Baru-baru ini, Indonesia dikejutkan oleh serangan siber besar-besaran...

Praktik Sustainable: Harapan Besar pada Bank

Praktik Sustainable: Harapan Besar pada Bank

oleh Sandy Romualdus
21 September 2023 - 16:34

Oleh Ahmed Zulfikar, Relationship Manager LPPI SAAT ini isu perubahan iklim telah menjadi topik hangat yang hampir selalu dibahas dalam...

Strategi Penerapan Keamanan Siber di Perbankan

Strategi Penerapan Keamanan Siber di Perbankan

oleh Sandy Romualdus
11 Agustus 2023 - 12:32

Oleh : Novita Yuniarti, Assistant Programmer LPPI SERANGAN siber memiliki dampak yang serius dan menjadi isu kritis dalam digitalisasi keuangan...

Kilas Balik Pandemi COVID-19: Strategi Cermat India yang Terhambat Sistem Pasar Obat-Obatan Dunia

Kilas Balik Pandemi COVID-19: Strategi Cermat India yang Terhambat Sistem Pasar Obat-Obatan Dunia

oleh Sandy Romualdus
3 Juni 2023 - 20:20

Oleh : Baiq Shafira Salsabila, Diospyros Pieter Raphael Suitela, Muhammad Faiz Ramadhan * INDIA adalah salah satu negara berkembang dengan industri farmasi terbesar...

Fenomena Bank Digital: Tren Naik, Harus Diimbangi dengan Literasi Digital

Transformasi Digital vs Literasi Digital

oleh Sandy Romualdus
14 Februari 2023 - 08:10

Oleh Danal Meizantaka Daeanza - Assistant Programmer LPPI Perubahan yang terjadi di dunia selama satu dekade belakangan ini sangat signifikan....

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank BJB Kehilangan Putra Kandungnya: Yusuf Saadudin, Pemimpin Berintegritas yang Menggerakkan Transformasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia

BRI Salurkan KUR Senilai Rp147,2 Triliun kepada 3,2 juta Debitur UMKM

Debut Gemilang Raymond/Joaquin di BWF Level Super 500

Atlet Muda Indonesia Panen Gelar di Ajang Internasional Australia Open 2025

Permudah Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Beri Layanan “Jemput Bola”

Buka Digital Store, BTN Gandeng Unesa Perluas Layanan Digital bagi Mahasiswa dan Dosen

BNI Dorong Prestasi Dunia, Indonesia Gelar 2 All Indonesian Final Australia Open 2025

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
OJK Dorong Pembiayaan Infrastruktur Melalui Sukuk

OJK Terima 3.805 Aduan, Mayoritas soal Klaim Asuransi

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance