Pembaca yang budiman.
Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, 225 juta dari total 265 juta, Indonesia memiliki segalanya untuk menjadi yang terbesar di industri syariah. Akan tetapi, sejak milestone pertama ditancapkan pada awal 90-an, Indonesia tetap tidak juga menempati posisi penting dalam industri perbankan syariah
Perbankan syariah hingga kini harus diaku masih belum bisa menyejajarkan diri dengan bank konvensional, baik dari sisi layanan maupun kinerja. Pertumbuhan yang ditorehkan oleh bank syariah dalam beberapa tahun belakangn ini belum cukup untuk menyamakan level bank syariah dengan konvensional, meski angkanya selalu lebih besar dari konvensional.
BERITA TERKAIT
Tantangan pertumbuhan aset yang sudah berlangsung bertahun-tahun juga dibarengi beberapa tantangan lagi yang muncul di era digital ini dan juga dari sisi aturan otoritas. Di antaranya adalah tantangan sinergi antara induk usaha dan subsidiary-nya, digital banking dan kaum milenial, dan sustainable finance yang terus dipromosikan oleh regulator.
Tantangan penting lainnya adalah regulasi OJK terkini yang mengatur perbankan termasuk lini syariah di dalamnya. Dan satu lagi yang tidak bisa kita kesampingkan karena waktunya yang makin mendesak adalah mengenai spin off atau leveraging.
Hal tersebut tentu memicu kekhawatiran pelaku dan masyarakat akan makin kalahnya perbankan syariah dengan konvvensional dari sisi kinerja aset. Nah, tema tersebut akan kami angkat pada laporan utama kali ini.
Pada tulisan awal kami akan berupaya memotret kondisi perbankan syariah terkini terutama dalam menghadapi masa pandemi. Juga diulas perkembangan pertumbuhan aset yang hingga sekarang masih berkutat di level single digit padahal perbankan syariah sudah beroperasi sekitar seperempat abad di Indonesia. Ditambah lagi kinerja pertumbuhan bisnisnya selalu lebih besar dibandingkan konvensional. Apakah yang membuatnya belum bisa menyamakan level?
Beralih pada bagian berikutnya, kami akan mencoba mengulas mengenai tantangan era digital yang melanda seluruh industry keuangan. Bagaimana pelaku perbankan syariah merespons perkembangan ini. Lalu bagaimana pula bank syariah mengelola kaum milenial baik sebagai konsumen maupun sebagai bagian dari sumbr daya manusianya?
Selanjutnya, kami akan mengulas soal tantangan dari sisi aturan. Pada februari lalu, pemerintah sudah meluncurkan Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah 2020-2025. Selanjutnya OJK juga menerbitkan aturan mengenai spin off atau konversi sebagai lanjutan dari aturan sebelumnya yang dianggap belum memberikan efek signifikan. Lalu bagaimana bank syariah merespons hal-hal tersebut?
Pada bagian ini akan kami ulas mengenai pentingnya menerapkan praktik tata kelola yang baik bagi perbankan syariah di tengah perubahan praktik bisnis dan kebijakan otoritas. Akan diulas pula perkiraan atau outlook perbankan syariah tahun depan, dan prediksi bank syariah bisa menunjukkan kinerja yang lebih bersaing di hadapan bank konvensional.
Selain sajian pada laporan utama tersebut, tentu kami tidak lupa untuk menampilkan laporan lainnya di rubrik-rubrik reguler. Simak saja sajian kami di rubrik manajemen risiko, jasa keuangan, badan usaha milik negara. Tentu kami sajikan dari sudut pandang governance, risk management dan compliance. Semuanya demi memberikan inspirasi dan nilai tambah bagi pengetahuan dan praktik manajemen risiko yang telah Anda miliki dan lakukan.
Selamat membaca!





.jpg)









