• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Minggu, November 23, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Kolom

Mengantisipasi Tren Pengunduran Diri

oleh Sandy Romualdus
19 November 2021 - 12:08
8
Dilihat
Mengantisipasi Tren Pengunduran Diri
0
Bagikan
8
Dilihat

MENURUT Survei McKinsey April tahun ini, 40 persen insan perusahaan mengatakan bahwa mereka mungkin akan berhenti dalam tiga sampai enam bulan ke depan. Sebesar 18 persen responden mengatakan niat mereka berkisar dari kemungkinan hingga hampir pasti. Penelitian ini dilakukan pada lima negara (Australia, Kanada, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat) dan hasilnya secara luas konsisten di seluruh industri.

Di antara pegawai yang disurvei, 36 persen yang telah berhenti dalam enam bulan terakhir melakukannya tanpa memiliki pekerjaan baru. Hal tersebut menunujukkan terjadinya pengurangan besar pegawai secara fundamental dari siklus penurunan dan pemulihan sebelumnya. Tanda lain, pengusaha mungkin tidak mengetahui betapa sulitnya 18 bulan terakhir bagi pekerja mereka.

Tren ini tidak hanya siap untuk berlanjut tetapi bisa menjadi jauh lebih buruk. Di antara pegawai yang mengatakan bahwa mereka kemungkinan besar akan meninggalkan pekerjaan mereka dalam tiga hingga enam bulan ke depan, hampir dua pertiga menambahkan bahwa mereka akan melakukannya tanpa menunggu adanya pekerjaan baru.

BERITA TERKAIT

Tim Pembelajar dan Belajar Sebagai Tim

Transformasi Chief Information Officer

Para CEO mungkin tergoda untuk menghibur diri dengan kenyataan bahwa 60 persen orang yang disurvei tersebut mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak mungkin berhenti dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Tetapi pengusaha juga tidak boleh mempertimbangkan 60 persen ini “aman” dari prospek pengurangan. Pilihan semakin meningkat, dan dengan semakin banyak perusahaan yang menawarkan pilihan kerja jarak jauh untuk sumber daya yang sulit diperoleh, para insan perusahaan tersebut dapat mengubah niat mereka.

Untuk membendung arus, eksekutif senior harus memahami mengapa insan perusahaan pergi. Banyak yang sudah berjuang melakukannya. Misalnya, ketika pengusaha dan CEO ditanya mengapa pegawai mereka berhenti, mereka menyebutkan kompensasi, keseimbangan kehidupan kerja, dan kesehatan fisik dan emosional yang buruk.

Namun ternyata apa yang dipikirkan para CEO berbeda dengan alasan pegawai. Tiga faktor teratas adalah karena mereka tidak merasa dihargai oleh manajer mereka (54 persen) atau organisasi mereka (52 persen). Atau karena mereka tidak merasa memiliki di tempat kerja (51 persen).

Pemutusan hubungan antara pengusaha dan pegawai terjadi saat ini karena pegawai jauh lebih memprioritaskan faktor relasional, sedangkan pengusaha lebih cenderung fokus pada yang transaksional.

Penelitian McKinsey juga menggarisbawahi pandemi telah banyak mengubah apa yang diharapkan insan perusahaan dari pekerjaan. Lanskap akan terus berubah saat perusahaan mencoba pendekatan kerja hybrid baru. Jika Anda seorang CEO atau anggota tim top management, langkah terbaik Anda sekarang adalah menekan “jeda” dan meluangkan waktu untuk memikirkan langkah Anda selanjutnya. Kebijakan back-to-the-office yang berat atau mandat lain yang disampaikan dari atas — tidak peduli seberapa baik niatnya — cenderung menjadi bumerang.

Oleh karena itu, seorang CEO jangan memikirkan langkah selanjutnya dalam ruang hampa; sertakan pegawai dalam prosesnya. Lihatlah mereka untuk membantu membentuk rencana dan solusi. Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa para eksekutif tidak cukup hanya mendengarkan pejabat perusahaan yang ada di sekitar mereka.

CEO dan BOD harus bisa mengevaluasi seberapa kuat budaya perusahaan (Corporate Culture) sebelum pandemic. Pimpinan harus memperhatikan bahwa meskipun kebutuhan pegawai telah berubah, budaya perusahaan mungkin tidak mengikuti, dan kelemahan sebelumnya dari organisasi membesar. Pegawai akan memiliki sedikit toleransi untuk kembali ke status quo yang tidak mereka sukai sebelumnya.

Jika satu-satunya respons CEO dan BOD terhadap gesekan adalah menaikkan kompensasi, tanpa disadari Anda memberi tahu bahwa hubungan perusahaan dengan mereka bersifat transaksional dan bahwa satu-satunya alasan pegawai  untuk tetap tinggal adalah gaji. Karyawan terbaik akan selalu memiliki penawaran gaji dan fasilitas yang lebih baik di tempat lain.

Di antara responden survei yang telah meninggalkan pekerjaan mereka, 45 persen menyebutkan kebutuhan untuk mengurus keluarga sebagai faktor yang berpengaruh dalam keputusan mereka. Proporsi yang sama dari orang-orang yang berpikir untuk berhenti menyebutkan tuntutan perawatan keluarga. Dengan demikian, memperluas pengasuhan anak, layanan keperawatan, atau manfaat lain yang berfokus pada rumah dan keluarga dapat membantu mencegah pegawai tersebut pergi. Dan menunjukkan bahwa perusahaan menghargai mereka sebagai manusia seutuhnya.

Pegawai saat ini mencari pekerjaan dengan lintasan karir yang lebih baik dan lebih kuat. Mereka menginginkan pengakuan dan pengembangan. Perusahaan yang cerdas menemukan cara untuk memberi penghargaan kepada orang-orang dengan mempromosikan mereka tidak hanya ke peran baru atau juga ke level tambahan. Hal tersebut merupakan salah satu cara perusahaan dapat lebih cepat memberi penghargaan dan mengenali pegawai untuk pekerjaan yang baik.

Pekerjaan jarak jauh (work from home) memang bukanlah obat mujarab, tetapi kembali bekerja fulltime di kantor juga bukan solusi yang tepat. Konektivitas tatap muka memberikan manfaat besar bagi organisasi. Namun hal tersebut membutuhkan perhatian manajemen yang cukup besar untuk mendapatkan yang benar karena masalah kesehatan dan keselamatan terus berkembang, terutama karena kebutuhan dan harapan insan perusahaan telah berubah.

Jika Anda memimpin tim atau perusahaan besar, ingatlah ini: pengunduran diri besar-besaran itu nyata, dan akan berlanjut, serta mungkin memburuk sebelum menjadi lebih baik. Namun momen unik ini juga merupakan peluang besar. Untuk meraihnya, mundur selangkah, dengarkan, pelajari, dan buat perubahan yang diinginkan pegawai. Dengan memahami mengapa mereka pergi dan dengan bertindak bijaksana, Anda mungkin dapat mengubah tren pengunduran diri menjadi Daya Tarik Hebat.***

Tags: Corporate ValueMerza GamalTren Pengunduran Diri
 
 
 
 
Sebelumnya

Mengelola Risiko Siber dalam Industri Digital

Selanjutnya

Kejahatan Siber Mengincar Tiga Sasaran

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Penurunan Mendalam Pasar Saham Indonesia 18 Maret 2025

Penurunan Mendalam Pasar Saham Indonesia 18 Maret 2025

oleh Sandy Romualdus
21 Maret 2025 - 09:16

Oleh : Dr. Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Tanggal 18 Maret 2025 pasar...

Serangan Hacker terhadap Pusat Data Nasional: Sebuah Renungan Bernegara

Serangan Hacker terhadap Pusat Data Nasional: Sebuah Renungan Bernegara

oleh Stella Gracia
26 Juni 2024 - 15:05

Oleh Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik dan Ekonom UPN Veteran Jakarta Baru-baru ini, Indonesia dikejutkan oleh serangan siber besar-besaran...

Praktik Sustainable: Harapan Besar pada Bank

Praktik Sustainable: Harapan Besar pada Bank

oleh Sandy Romualdus
21 September 2023 - 16:34

Oleh Ahmed Zulfikar, Relationship Manager LPPI SAAT ini isu perubahan iklim telah menjadi topik hangat yang hampir selalu dibahas dalam...

Strategi Penerapan Keamanan Siber di Perbankan

Strategi Penerapan Keamanan Siber di Perbankan

oleh Sandy Romualdus
11 Agustus 2023 - 12:32

Oleh : Novita Yuniarti, Assistant Programmer LPPI SERANGAN siber memiliki dampak yang serius dan menjadi isu kritis dalam digitalisasi keuangan...

Kilas Balik Pandemi COVID-19: Strategi Cermat India yang Terhambat Sistem Pasar Obat-Obatan Dunia

Kilas Balik Pandemi COVID-19: Strategi Cermat India yang Terhambat Sistem Pasar Obat-Obatan Dunia

oleh Sandy Romualdus
3 Juni 2023 - 20:20

Oleh : Baiq Shafira Salsabila, Diospyros Pieter Raphael Suitela, Muhammad Faiz Ramadhan * INDIA adalah salah satu negara berkembang dengan industri farmasi terbesar...

Fenomena Bank Digital: Tren Naik, Harus Diimbangi dengan Literasi Digital

Transformasi Digital vs Literasi Digital

oleh Sandy Romualdus
14 Februari 2023 - 08:10

Oleh Danal Meizantaka Daeanza - Assistant Programmer LPPI Perubahan yang terjadi di dunia selama satu dekade belakangan ini sangat signifikan....

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank BJB Kehilangan Putra Kandungnya: Yusuf Saadudin, Pemimpin Berintegritas yang Menggerakkan Transformasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

BNI Dorong Prestasi Dunia, Indonesia Gelar 2 All Indonesian Final Australia Open 2025

Transformasi Pembayaran Digital: Visa–DANA Hadirkan Interoperabilitas Penuh Ekosistem QRIS

Akselerasi Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri dan Kementerian PKP Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Tangerang

CIMB Niaga Kucurkan Sustainability-Linked Loan Rp117 Miliar ke Anak Usaha Ever Shine Tex

SIG Sabet Juara 1 Industrial Cyberdrill Exercise 2025 Gelaran BSSN

CIMB Niaga Edukasi Nasabah Surabaya Lewat Wealth Xpo: Dari Bisnis Next Gen hingga Warisan Kekayaan

Pendapatan Menguat, Belanja Naik: Defisit APBN Rp479,7 Triliun Tetap dalam Jalur Aman

Cari Inovasi Perumahan, BTN Housingpreneur Roadshow di USU Medan

Wärtsilä Dorong Stabilitas Listrik RI dan Kesiapan Pusat Data AI Lewat Teknologi Mesin Fleksibel

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Kejahatan Siber Mengincar Tiga Sasaran

Kejahatan Siber Mengincar Tiga Sasaran

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance