• Redaksi
  • Iklan
  • Majalah Digital
  • Kontak Kami
Selasa, November 25, 2025
  • Login
Stabilitas
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata
No Result
View All Result
Stabilitas
No Result
View All Result
Home Kolom

Editorial 191 : Risiko Laten dan Risiko Baru 2023

oleh Sandy Romualdus
5 Januari 2023 - 09:59
13
Dilihat
Editorial 191 : Risiko Laten dan Risiko Baru 2023
0
Bagikan
13
Dilihat

Sesungguhnya pergantian waktu selalu ada pelajaran. Dari siang ke malam, dari bulan ke bulan lain, dari tahun ke tahun berikutnya. Setiap perpindahan waktu ada kegelisahan dan kekhawatiran. Tetapi perpindahan waktu juga menyediakan gairah dan antusias.

Begitu juga saat ini ketika seluruh penduduk dunia menantikan perpindahan waktu dari 2022 ke 2023. Bagi sektor keuangan, terutama perbankan, ketika tahun baru menjelang para pengambil  sudah menyiapkan panduan dalam menjalani  bisnis tahun depan.

Tiga tahun belakangan harus diakui menjadi tahun yang paling dinamis karena pandemi. Beragam tantangan silih berganti dalam rentang waktu yang berdekatan bahkan bersamaan. Sebut saja soal risiko perubahan teknologi, risiko regulasi, risiko perekonomian, dan juga risiko perubahan perilaku pasar.

Tahun 2023 yang akan dijalani, tidak kurang menyimpan risiko seperti tahun sebelumnya, meski pandemi mulai terkendali. Salah satu yang paling kentara dan sering disebut-sebut adalah risiko resesi. Sudah sejak paro kedua 2022, banyak riset dan perkiraan dari lembaga ekonomi global yang sudah memperkirakan bahwa tahun depan dunia akan kembali terjerembab dalam resesi, dimulai dari Eropa. Jika demikian, maka ini menjadi resesi jilid kedua setelah pada 2021 lalu ekonomi dunia mengalaminya.

BERITA TERKAIT

EDITORIAL : Ancaman Setelah Ancaman

Editorial : Perlindungan Data dan Kompetensi Pemerintah

Editorial : Evaluasi dan Ekspektasi

Editorial : Kripto, CBDC, dan Keambiguannya

Di samping itu, pelaku di sektor jasa keuangan juga harus terus waspada akan kemungkinan munculnya inovasi baru di bidang layanan keuangan yang bisa menjadi game changer baru persaingan bisnis. Sudah seharusnya, para risk managers harus selalu ‘pasang mata dan telinga’ memperhatikan perubahan yang terjadi.

Mitigasi terhadap gelombang perkembangan teknologi itu tidak boleh berkurang mengingat inovasi di teknologi digital belum akan melambat. Selain itu, bankir perlu memikirkan strategi kolaborasi dengan perusahaan keuangan berbasis teknologi agar bank bisa mempersingkat waktu penyesuaian bisnisnya dengan perkembangan baru.

Risiko lainnya yang tidak boleh dianggap remeh adalah soal meningkatnya concern global mengenai praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Meningkatnya pamor istilah ESG yang merupakan kepanjangan dari Environment, Social, and Governance menjadi bukti betapa isu perubahan iklim, kesetaraan gender, ketimpangan sosial dan juga kepatuhan menjadi makin mendapat tempat.

Perkembangan lainnya dari praktik ramah lingkungan ini akan bermunculan kebijakan pendukung kendaraan listrik, infrastruktur yang sustainable dan lainnya. Jadi sudah sepantasnya setelah kalender baru terpasang atau duduk manis di meja, perbankan sudah memiliki kebijakan yang bisa meng-grab potensi dari kecenderungan itu sekaligus memitigasi risikonya. Siap-siap saja terhantam risiko reputasi jika pengambil keputusan di bank abai untuk menyesuikan bisnisnya dengan perhatian yang meningkat terhadap lingkungan ini.

Risiko Anyar

Selain risiko-risiko tersebut, ada beberapa ancaman lain yang perlu mendapat perhatian para pengambil keputusan. Menurut survei dari McKinsey, pada September 2022, ada satu risiko yang menjadi agenda utama dan perhatian para CEO terkemuka: risiko geopolitik. Selama tiga dekade terakhir, isitilah globalisasi berarti membuka spesialisasi dan skala, mengembangkan pasar, dan menciptakan perusahaan multinasional.

Tetapi praktik globalisasi saat ini berada di bawah tekanan. Tanda yang paling kentara adalah dengan munculnya berbagai gangguan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina. Dunia tampaknya tertambat pada krisis, atau ancamannya. CEO perlu mengetahui apakah mereka masih bisa tetap menjadi pemain global dan, jika ya, bagaimana caranya.

Ke depan, tantangannya cenderung menjadi lebih akut. Menurut laporan tren Global 2040 Dewan Intelijen Nasional AS, dalam dua dekade mendatang, persaingan untuk pengaruh global kemungkinan akan mencapai tingkat tertinggi sejak Perang Dingin: “Tidak ada satu negara pun yang cenderung mendominasi semua wilayah atau domain, dan lebih luas berbagai aktor akan bersaing untuk memajukan ideologi, tujuan, dan kepentingan mereka.”

Kondisi tersebut akan mendorong persaingan dari beberapa negara berpengaruh untuk berebut perhatian di kawasan maupun di seluruh dunia. Risiko dari perkembangan itu adalah kemungkinan munculnya gesekan-gesekan di antara negara-negara tersebut. kecenderungan tersebut sudah mulai ketika China mulai menggoyang hegemoni AS di dunia. Saat ini muncul Rusia sebagai negara yang pengaruhnya makin meningkat.

Belakangan, tanpa dinyana, juga mulai mencuat risiko baru yaitu risiko fragmentasi perekonomian dunia. Hal tersebut mengacu pada ancaman terhadap perekonomian terkait perbedaan kondisi dan posisi dari ekonomi suatu negara setelah terdampak pandemi Covid-19. Sebagaimana bisa dilihat bahwa pandemi memberi dampak berbeda kepada masing-masing negara, yang tidak bisa dilepaskan dari kebijakan dan juga ketahanan perekonomiannya.

Bisa dilihat saat ini ada negara yang recovery-nya cepat dan lambat, ada negara yang makin maju dan juga ada yang kian menderita. Artinya ada fragmentasi. Ada yang bagus, ada yang parah, dan ada yang modest. Risiko fragmentasi ini tidak bisa diabaikan karena dalam dunia yang terkoneksi satu sama lain dengang baik, implikasinya akan besar. ***

Tags: EditorialEditorial 191Risiko Baru 2023Risiko Laten
 
 
 
 
Sebelumnya

Stabilitas Edisi 191 : Titik Terpanas 2023

Selanjutnya

Round Up : Meraba Titik Nyeri Terpanas 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA

Related Posts

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

Transaksi Digital Tumbuh 44%, CIMB Niaga Gaspol Pengembangan OCTO

oleh Stella Gracia
11 November 2025 - 04:31

Stabilitas.id — PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) kembali memperkuat posisinya sebagai pemain utama di perbankan digital dengan meluncurkan...

Keterlibatan Aplikasi Keuangan di APAC Naik 35% pada 2025

Keterlibatan Aplikasi Keuangan di APAC Naik 35% pada 2025

oleh Stella Gracia
31 Oktober 2025 - 12:30

Stabilitas.id – Perusahaan analitik dan pengukuran global Adjust melaporkan peningkatan signifikan keterlibatan aplikasi keuangan di kawasan Asia Pasifik (APAC) sepanjang...

Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Bank Himbara, Menkeu: Bangun Ekspektasi Positif

Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Bank Himbara, Menkeu: Bangun Ekspektasi Positif

oleh Sandy Romualdus
29 Oktober 2025 - 12:14

Stabilitas.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menekankan pentingnya membangun ekspektasi positif dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin...

OJK Inisiasi Transformasi Digital Koperasi Sapi Perah, Libatkan ILO dan Kemenkeu

OJK Inisiasi Transformasi Digital Koperasi Sapi Perah, Libatkan ILO dan Kemenkeu

oleh Stella Gracia
15 Oktober 2025 - 08:45

Stabilitas.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperluas penerapan program digitalisasi pembiayaan ekosistem sapi perah di berbagai daerah sebagai upaya mendorong...

Penurunan Mendalam Pasar Saham Indonesia 18 Maret 2025

Penurunan Mendalam Pasar Saham Indonesia 18 Maret 2025

oleh Sandy Romualdus
21 Maret 2025 - 09:16

Oleh : Dr. Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Tanggal 18 Maret 2025 pasar...

Serangan Hacker terhadap Pusat Data Nasional: Sebuah Renungan Bernegara

Serangan Hacker terhadap Pusat Data Nasional: Sebuah Renungan Bernegara

oleh Stella Gracia
26 Juni 2024 - 15:05

Oleh Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik dan Ekonom UPN Veteran Jakarta Baru-baru ini, Indonesia dikejutkan oleh serangan siber besar-besaran...

E-MAGAZINE

TERPOPULER

  • Harga BBM Resmi Naik! Pertalite Jadi Rp10 ribu, Solar Subsidi Rp6,800, Pertamax Rp14,500

    Harga BBM Oktober 2025: Pertamina Naikkan Dexlite dan Pertamina Dex, Subsidi Tetap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Manajemen Kinerja Kualitatif vs Kuantitatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Scam di Indonesia Tertinggi di Dunia, Capai 274 Ribu Laporan dalam Setahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WIKA Umumkan Gagal Bayar Surat Utang Jumbo Rp4,64 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diteror Debt Collector, Nasabah Seret Aplikasi Pinjol AdaKami ke Pengadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 106 Perusahaan Asuransi Raih Predikat Market Leaders 2025 Versi Media Asuransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bank BJB Kehilangan Putra Kandungnya: Yusuf Saadudin, Pemimpin Berintegritas yang Menggerakkan Transformasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
 

Terbaru

OJK Sambut Ratu Maxima, Memulai Agenda Kesehatan Finansial di Indonesia

BNI Dorong Ekonomi Lokal Lewat UMKM di Ajang Internasional Yogyakarta

Diversifikasi Sumber Pertumbuhan, BRI Perkuat Segmen Konsumer dan Layanan Bank Emas

Indonesia Kuasai Podium wondr by BNI International Challenge, Pembinaan Atlet Muda Berbuah Manis

Perkuat Daya Saing Perekonomian Daerah, BRI Dukung Bazaar UMKM “Jelajah Kuliner Indonesia” 2025

BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia

BRI Salurkan KUR Senilai Rp147,2 Triliun kepada 3,2 juta Debitur UMKM

Debut Gemilang Raymond/Joaquin di BWF Level Super 500

Atlet Muda Indonesia Panen Gelar di Ajang Internasional Australia Open 2025

STABILITAS CHANNEL

Selanjutnya
Round Up : Meraba Titik Nyeri Terpanas 2023

Round Up : Meraba Titik Nyeri Terpanas 2023

  • Advertorial
  • Berita Foto
  • BUMN
  • Bursa
  • Ekonomi
  • Eksmud
  • Figur
  • Info Otoritas
  • Internasional
  • Interview
  • Keuangan
  • Kolom
  • Laporan Utama
  • Liputan Khusus
  • Manajemen Resiko
  • Perbankan
  • Portofolio
  • Resensi Buku
  • Riset
  • Sektor Riil
  • Seremonial
  • Syariah
  • Teknologi
  • Travel & Resto
  • UKM
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pesan Majalah
  • Kontak Kami
logo-footer

Copyright © 2021 – Stabilitas

Find and Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Laporan Utama
  • Ekonomi
  • Perbankan
  • Keuangan
  • BUMN
  • Syariah
  • UKM
  • Internasional
  • Liputan Khusus
  • Lainnya
    • Advetorial
    • SNAPSHOT
    • Eksmud
    • Figur
    • Info Otoritas
    • Interview
    • Kolom
    • Manajemen Risiko
    • Resensi Buku
    • Riset
    • Sektor Riil
    • Teknologi
    • Pariwisata

Copyright © 2021 Stabilitas - Governance, Risk Management & Compliance